Peran Guru Mata Pelajaran Bahasa Sunda dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru mata
pelajaran (mapel) bahasa Sunda adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa
khususnya pelajaran bahasa Sunda. Dalam kesempatan mengajar siswa, guru
mengenal tingkah laku, sifat-sifat, kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa.
Dengan demikian, disamping bertugas sebagai pengajar, guru juga dapat bertugas
dan berperan dalam bimbingan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
maupun guru dengan orang tua. Peran dan
konstribusi guru mapel tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Dalam kedudukannya
sebagai personil pelaksana proses pembelajaran di sekolah, guru mapel memiliki
posisi yang stretegis, dibandingkan dengan guru pembimbing atau konselor.Oleh karena itu guru
mapel ditempatkan sebagai mitra utama konselor dalam memberikan pelayanan
Bimbingan dan Konseling, begitu juga dengan guru wali kelas. Menurut Nurihsan (2008) terdapat
beberapa rincian peranan guru dalam penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan
Konseling, yaitu:
1.Guru sebagai informator
Seorang guru dapat berperan sebagai informatory,
terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan Bimimbingan dan Konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini, guru dapat menginformasikan berbagai
hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya
bagi siswa. Dari guru bahasa
Sunda sendiri biasanya lebih kepada tentang perilaku,etika,sopan
santun,berbahasa yang baik di lingkungan sekolah.
2.Guru sebagai fasilitator
Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama
ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik yang bersifat preventif ataupun
kuratif. Dibandingkan konselor, guru lebih memahami
tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang
diajarnya. Maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar, guru dapat
merancang program perbaikan (remedial) dengan mempertimbangkan
tingkat kesulitan yang dialami dan penyesuaian dengan gaya belajar siswa. Dalam pembelajaran bahasa Sunda yang cukup
susah menurut anak anak,para guru bahasa Sunda biasanya melakukan cara dengan
mengulang materi dua kali,terkadang juga guru menerjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia agar dipahami oleh anak anak.Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru dapat memprogramkan tindak
lanjut berupa kegiatan pengayaan.
3.Guru sebagai Mediator
Dalam kedudukannya yang stretegis dengan siswa, guru
dapat menjadi mediator antara siswa dengan guru pembimbing.Menurut Agus Supriatna selaku guru bahasa Sunda di SMPN
10 Bandung mengatakan “Saya sering menangani permasalahan permasalahan di
sekolah ketika di kelas,jika permasalahan tersebut masih bisa diselesaikan
sendiri oleh saya saya biasa selesaikan.Namun ketika permasalahan itu sudah
berat dan tidak bisa ditangani biasanya baru dialihkan ke guru BK.” Banyak
siswa beranggapan bahwa BK itu menyeramkan dan mereka takut apabila kesana,oleh
sebab itu guru mata pelajaran bahasa Sunda biasanya menanganinya terlebih
dahulu.
4.Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagi pemberi
motivasi siswa dalam memanfaatkan
layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh
layanan konseling.Biasanya karena
terbatasnya jam pelajaran Bimbingan dan Konseling di tiap sekolah,disinilah
peran guru mata pelajaran khususnya bahasa Sunda penting dalam hal membantu
terlaksananya program Bimbingan dan Konseling.
Guru mata pelajaran merupakan salah satu personel sekolah yang
mempunyai peranan penting dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
siswa. Akan tetapi, bukan berarti guru sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Peran guru Mata
Pelajaran bahasa Sunda dalam penerapan Bimbingan dan Konseling dalam segi
bahasa, perilaku, etika, sopan santun di sekolah.Meskipun setiap guru ada perbedaan pada cara memberikan pelayanan, tetapi
mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu membentuk pribadi siswa yang lebih
baik dan berkualitas.
Komentar
Posting Komentar